Senin, 11 April 2016

Museum Prabu Geusan Ulun



            Saat saya sedang berlibur ke sumedang saya mengunjungi museum prabu geusan ulun yang berlokasi di Jl. Prabu Geusan Ulun No. 40 B, Srimanganti, Sumedang, Jawa Barat. Untuk mempermudah menemukan museum ini, museum ini terletak ditengah kota sumedang, 50 meter dari alun-alun ke sebelah selatan.

            Awal mula berdirinya museum ini, diadakan seminar sejarah oleh ahli-ahli sejarah se-jawa barat dan diikuti ahli sejarah dari yayasan pangeran sumedang, dalam seminar tersebut diusulkan nama museum dalah tokoh sejarah diseumedang yang ternyata disepakati nama Raja Sumedang Larang terakhir yang memerintah kerajaan dari tahun 1578-1601, yaitu Prabu Geusan Oeloen. Kemudian namanya berubah menjadi museum Prabu Geusan Ulun agar lebih mudah dieja.


            Museum ini memiliki banyak sekali sejarah jaman kerajaan dahulu, museum ini adalah bukti bahwa di sumedang dahulu terdapat kerajaan besar yaitu Kerajaan Sumedang Larang, banyak benda-benda peninggalan raja-raja tersebut disana, kumpulan benda-benda tersebut disimpan di yayasan pangeran sumedang sejak tahun 1955. Mahkota Binokasih, mahkota kerajaan pajajaran yang diserahkan kepada Prabu Geusan Ulun disimpan disini.


            Museum ini dikelilingi tembok atau dinding yang tingginya 2,5 meter, dibuat pada tanggal 16 agustus 1797. Luas halaman museum kurang lebih seluas 1,88 ha, dengan dihiasi taman-taman dan ditanami pohon-pohon langka.
Selanjutnya saya akan menceritakan salah satu koleksi yang ada dimuseum ini:

Kereta Kencana Naga Paksi


            Kereta kencana ini dahulu digunakan sebagai kendaraan para penguasa sumedang di masa lampau. Bahan nya terbuat dari kayu yang diukir, menurut tour guide disana, ia menjelaskan kepada saya perkiraan berat kereta kencana ini adalah 2 Ton dengan panjang mencapai 6 meter. Kereta naga ini mempunyai banyak symbol ditubuhnya yang memiliki berbagai macam arti. Kepala naga yang berbelalai gajah juga bersayap burung garuda yang mencerminkan symbol kegagahan, memakai mahkota dan kalung sebagai symbol kebesaran kerajaan dan banyak lagi. Menurut guide kereta ini dibuat pada masa kepemimpinan pangeran sugih dan sudah tidak diperbolehkan keluar dari museum karena hawatir mengalami kerusakan. Kereta kencana ini kabarnya dibuat oleh seniman asal Kecamatan Tomo, bernama bapak Caltim.



            Itulah pengetahuan yang saya dapatkan dari tour guide saat berkunjung ke museum ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar