Saat saya
sedang berlibur ke sumedang saya mengunjungi museum prabu geusan ulun yang
berlokasi di Jl. Prabu Geusan Ulun No. 40 B, Srimanganti, Sumedang, Jawa Barat.
Untuk mempermudah menemukan museum ini, museum ini terletak ditengah kota
sumedang, 50 meter dari alun-alun ke sebelah selatan.
Awal mula berdirinya museum ini,
diadakan seminar sejarah oleh ahli-ahli sejarah se-jawa barat dan diikuti ahli
sejarah dari yayasan pangeran sumedang, dalam seminar tersebut diusulkan nama
museum dalah tokoh sejarah diseumedang yang ternyata disepakati nama Raja
Sumedang Larang terakhir yang memerintah kerajaan dari tahun 1578-1601, yaitu
Prabu Geusan Oeloen. Kemudian namanya berubah menjadi museum Prabu Geusan Ulun
agar lebih mudah dieja.
Museum ini memiliki banyak sekali
sejarah jaman kerajaan dahulu, museum ini adalah bukti bahwa di sumedang dahulu
terdapat kerajaan besar yaitu Kerajaan Sumedang
Larang, banyak benda-benda peninggalan raja-raja tersebut disana,
kumpulan benda-benda tersebut disimpan di yayasan pangeran sumedang sejak tahun
1955. Mahkota Binokasih, mahkota kerajaan pajajaran yang diserahkan kepada
Prabu Geusan Ulun disimpan disini.
Museum ini dikelilingi tembok atau
dinding yang tingginya 2,5 meter, dibuat pada tanggal 16 agustus 1797. Luas halaman
museum kurang lebih seluas 1,88 ha, dengan dihiasi taman-taman dan ditanami
pohon-pohon langka.
Selanjutnya saya akan
menceritakan salah satu koleksi yang ada dimuseum ini:
Kereta Kencana Naga Paksi
Kereta kencana ini dahulu digunakan
sebagai kendaraan para penguasa sumedang di masa lampau. Bahan nya terbuat dari
kayu yang diukir, menurut tour guide disana, ia menjelaskan kepada saya
perkiraan berat kereta kencana ini adalah 2 Ton dengan panjang mencapai 6
meter. Kereta naga ini mempunyai banyak symbol ditubuhnya yang memiliki
berbagai macam arti. Kepala naga yang berbelalai gajah juga bersayap burung
garuda yang mencerminkan symbol kegagahan, memakai mahkota dan kalung sebagai symbol
kebesaran kerajaan dan banyak lagi. Menurut guide kereta ini dibuat pada masa
kepemimpinan pangeran sugih dan sudah tidak diperbolehkan keluar dari museum
karena hawatir mengalami kerusakan. Kereta kencana ini kabarnya dibuat oleh
seniman asal Kecamatan Tomo, bernama bapak Caltim.
Itulah pengetahuan yang saya
dapatkan dari tour guide saat berkunjung ke museum ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar